Kemurnian pernah memiliki nama, Dan keindahan pernah memiliki wajah. Kehidupan pernah memiliki makna, Dan aku pernah merasa kenyamanannya. Pada suatu ketika ada kebebasan, Dan pada suatu ketika aku tertawa. Pada suatu ketika hadir kebahagiaan, Dan pada suatu ketika aku memilikinya. Aku pernah mencintainya, Dan aku pernah menemaninya. Ketika semua terasa seperti apa yang digariskan, Seketika juga semua lenyap! Keanggunannya begitu hebat, Keindahannya maha dahsyat. Satu-satunya yang kuinginkan, Ialah membuatnya mampu bertahan. Takdir berada di balik rencana, Atau mungkin dia temukan tambatannya? Tapi jelas semua purna, Turun sudah tahta singgasana. Sarung tangan itu terlalu kecil untuk tanganku yang besar dan kasar, Sedang untuk segenggam emas butuh segenap peka perasaan. Sekarang dihadapku hanya ada ruang duka, Matinya kebahagiaan, cinta, dan semua kenangan. Lilin-lilin bergoyang, meredup, dan padam, Seiring tatih langkahku dalam pekat sang malam….
Kemurnian pernah memiliki nama,
BalasHapusDan keindahan pernah memiliki wajah.
Kehidupan pernah memiliki makna,
Dan aku pernah merasa
kenyamanannya. Pada suatu ketika ada kebebasan,
Dan pada suatu ketika aku tertawa.
Pada suatu ketika hadir kebahagiaan,
Dan pada suatu ketika aku memilikinya. Aku pernah mencintainya,
Dan aku pernah menemaninya.
Ketika semua terasa seperti apa yang
digariskan,
Seketika juga semua lenyap! Keanggunannya begitu hebat,
Keindahannya maha dahsyat.
Satu-satunya yang kuinginkan,
Ialah membuatnya mampu bertahan. Takdir berada di balik rencana,
Atau mungkin dia temukan
tambatannya?
Tapi jelas semua purna,
Turun sudah tahta singgasana. Sarung tangan itu terlalu kecil untuk
tanganku yang besar dan kasar,
Sedang untuk segenggam emas butuh
segenap peka perasaan. Sekarang dihadapku hanya ada ruang
duka,
Matinya kebahagiaan, cinta, dan semua
kenangan.
Lilin-lilin bergoyang, meredup, dan
padam, Seiring tatih langkahku dalam pekat
sang malam….